Sabtu, 02 Februari 2013

My Destiny in Germany part 4


My Destiny in Germany part 4


          Hari keberangkatan ke Jerman telah tiba, semua sudah berkumpul di Airport. Semua terlihat bahagia, tapi tidak untuk Rere.
“Han, berarti sekarang gue sendiri dong? Hiks..hiks” ucap Rere yang tak kuasa menahan air matanya.
“hey, tenang aja kali re! lagian juga cuma sebentar. Eh, gue juga mau ucapin makasih karena loe udah ngembaliin semangat juang gue buat ngedapetin kak Dennis! Thanks ya re!!!” balas Hana sambil menghapus air mata Rere.
“jangan cuma thanks dong! Pokoknya, saat loe pulang nanti loe harus bawain oleh-oleh yang banyak buat gue!” sahut Rere.
“sip lah! O iya, kayaknya gue udah dipanggil. Gue duluan ya re!” ucap Hana yang memeluk Rere sebentar lalu menunggalkan Rere.
Di pesawat, Hana mendapat tempat duduk disamping Julio, sahabat Dennis. Sementara Dennis bersama Inez. Hal itu membuat Hana kesal. Apalagi ditambah dengan Inez yang semakin genit di dekat Dennis. Julio yang melihat tingkah aneh Hana menjadi bingung.
“Han, kamu sakit?” ucap Julio.
“ihh, nyesek banget rasanya!” sahut Hana yang terus mengintai Dennis dan Inez tanpa menghiraukan Julio.
“apa? Kamu lagi sesak nafas?”(gubrak) sahut Julio panik.
“haa? Sesak nafas? Maksud kakak siapa?”(makin gubrak) balas Hana.
“jadi dari tadi kamu gak dengerin aku? Kamu ngliatin apa sih Han?! Sampe nggak fokus gitu!” ucap Julio heran.
“ehm.. nggak kok, nggak liat apa-apa. Tuh, pilotnya ganteng!!!” balas Hana sambil memalingkan muka.
“haha.. aku tau, pasti Dennis ama Inez kan? Iya, mereka emang cocok!” balas Julio.
“Cocok dari mananya? Kak Dennis itu cocoknya cuma sama aku” ucap Hana lirih.
“ehem, aku mendengarnya!!!” (goda Julio)  “udah deh Han, dibuat santai aja!” balas Julio.
“uhh.. iya kak!” ucap Hana datar.
Tepat pukul 08.00 p.m waktu jerman. Pesawat yang ditumpangi Hana dan lainnya  sudah mendarat. Setelah mendarat, mereka menuju hotel yang tepat di jantung kota Berlin. Suasana dikota tersebut sangat ramai dan ditambah lagi dengan lampu-lampu yang berjejer di sekitar kota tersebut menambah keindahan dan kesan romantis.
Dari atas hotel, Hana tengah menikmati suasana kota berlin dengan ditemani secangkir cokelat panas. Tiba-tiba datanglah seseorang yang membuat Hana terkejut.
To Be Continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar