My Destiny in Germany part
4
Hari keberangkatan ke Jerman telah
tiba, semua sudah berkumpul di Airport. Semua terlihat bahagia, tapi tidak
untuk Rere.
“Han, berarti sekarang gue sendiri
dong? Hiks..hiks” ucap Rere yang tak kuasa menahan air matanya.
“hey, tenang aja kali re! lagian
juga cuma sebentar. Eh, gue juga mau ucapin makasih karena loe udah ngembaliin
semangat juang gue buat ngedapetin kak Dennis! Thanks ya re!!!” balas Hana
sambil menghapus air mata Rere.
“jangan cuma thanks dong! Pokoknya,
saat loe pulang nanti loe harus bawain oleh-oleh yang banyak buat gue!” sahut
Rere.
“sip lah! O iya, kayaknya gue udah
dipanggil. Gue duluan ya re!” ucap Hana yang memeluk Rere sebentar lalu
menunggalkan Rere.
Di pesawat, Hana mendapat tempat
duduk disamping Julio, sahabat Dennis. Sementara Dennis bersama Inez. Hal itu
membuat Hana kesal. Apalagi ditambah dengan Inez yang semakin genit di dekat Dennis.
Julio yang melihat tingkah aneh Hana menjadi bingung.
“Han, kamu sakit?” ucap Julio.
“ihh, nyesek banget rasanya!” sahut Hana
yang terus mengintai Dennis dan Inez tanpa menghiraukan Julio.
“apa? Kamu lagi sesak nafas?”(gubrak)
sahut Julio panik.
“haa? Sesak nafas? Maksud kakak siapa?”(makin
gubrak) balas Hana.
“jadi dari tadi kamu gak dengerin
aku? Kamu ngliatin apa sih Han?! Sampe nggak fokus gitu!” ucap Julio heran.
“ehm.. nggak kok, nggak liat
apa-apa. Tuh, pilotnya ganteng!!!” balas Hana sambil memalingkan muka.
“haha.. aku tau, pasti Dennis ama
Inez kan? Iya, mereka emang cocok!” balas Julio.
“Cocok dari mananya? Kak Dennis itu
cocoknya cuma sama aku” ucap Hana lirih.
“ehem, aku mendengarnya!!!” (goda
Julio) “udah deh Han, dibuat santai
aja!” balas Julio.
“uhh.. iya kak!” ucap Hana datar.
Tepat pukul 08.00 p.m waktu jerman.
Pesawat yang ditumpangi Hana dan lainnya
sudah mendarat. Setelah mendarat, mereka menuju hotel yang tepat di
jantung kota Berlin. Suasana dikota tersebut sangat ramai dan ditambah lagi
dengan lampu-lampu yang berjejer di sekitar kota tersebut menambah keindahan
dan kesan romantis.
Dari atas hotel, Hana tengah
menikmati suasana kota berlin dengan ditemani secangkir cokelat panas.
Tiba-tiba datanglah seseorang yang membuat Hana terkejut.
To
Be Continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar