My Destiny in Germany part
3
Lonceng bel terakhir sudah dibunyikan,
ini saatnya Rere menjalankan rencananya. Rere menemui Hana yang sedang
menunggunya untuk pulang bersama.
“Hana, maaf ya! Hari ini kita gak bisa
pulang bareng soalnya ban sepeda gue bocor!” ucap Rere bohong.
“yah, trus gue naik apa dong? Uang
jajan gue kan udah abis!” balas Hana.
Tak
disangka, Rere memanggil Dennis untuk mengantar Hana pulang & yang lebih
mengejutkannya lagi, Dennis menerima ajakan itu.
“rere, apa-apaan sih loh! Gue kan jadi
nggak enak” ucap Hana.
“udah gpp.. lagian Loe kayak orang
yang patah semangat gitu sih! Mana Hana yang dulu? Ayo semangat! Ini kesempatan
Loe!” balas Rere.
“thanks
ya re!” sahut Hana yang mulai mendapatkan semangatnya lagi.
Di perjalanan, Hana dan Dennis saling
canggung. Akhirnya Dennis memberhentikan motornya. Hal itu membuat Hana
bingung.
“ada apa kak?” Tanya Hana
“oh.. tidak apa-apa, ehm.. aku haus!
Ayo kita beli minum dulu di cave itu!” ajak Dennis.
“o..okey..!” jawab Hana deg-degan.
Sesampainya
di cave pinggir jalan, rasa canggung masih menyelimuti mereka. Hingga akhirnya
Dennis memegang tangan kanan Hana & berkata,
“Hana, maaf!”
“ma..maaf? tentang apa?” balas Hana.
“maaf karena aku terlalu dingin
padamu! Dan masalah yang tadi itu…” ucap Dennis.
Tangan
kiri Hana juga ikut memegang tangan Dennis sembari berkata,
“iya kak, tanpa kakak minta maaf pun
aku sudah memaafkan kakak!”
Dennis
tersenyum & berkata, “benarkah?”
“tentu saja!” sahut Hana dengan
senyum lebarnya.
Dennis
memeluk Hana pada saat itu juga. Pelukan yang erat & hangat, itulah yang Hana
rasakan saat ini. Namun karena malu oleh pembeli yang lain, Hana melepaskan pelukan
tersebut dan berkata,
“ehm, kakak tidak jadi memesan?” Tanya Hana sambil menahan malu.
“Oh iya, ehm.. aku sudah tidak haus!
Ayo kita pulang!” jawab Dennis dengan gaya coolnya.
To
Be Continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar