Sabtu, 02 Februari 2013

My Destiny in Germany part 5 (end)


My Destiny in Germany part 5 (end)


          Hana terkejut dengan kedatangan Julio. Namun, Hana makin terkejut saat Julio merebut cokelat panas Hana dan meminumnya.
          “ehm, enak sekali!” ucap Julio.
“ah, kakak! Sini cokelatnya! Ini kan punyaku!!!” sahut Hana dengan muka cemberut.
“hey, kau ini kenapa? Aku hanya minta sedikit! Apa masalahnya? Kau takut cokelat itu habis? Ckck” balas Julio dengan tawa yang meledek.
          “bukan seperti itu!” balas Hana.
          “lalu?” ucap Julio.
“ehm, kakak ini bodoh sekali! Kalau kakak meminum cokelat ini, itu artinya kita telah berciuman!” sahut Hana
“b..berciuman?” balas Julio kaget.
“iya, ciuman tidak langsung! Apa kakak tidak pernah mendengarnya?” ucap Hana sambil menahan malu.
“hahah.. dasar bodoh! Bagaimana bisa aku tidak tahu semua ini? Ehm, bagaimana rasanya? Nikmat kan?” goda Julio.
“ahh.. kakak! Jangan seperti itu! Aku kan cuma bercanda”  balas Hana yang tersipu malu oleh ulah Julio.
Mereka berduaan cukup lama, Tentunya dengan canda-tawa mereka. Hal itu membuat Hana melupakan Dennis sejenak.
          Pagi yang cerah di jerman, mereka sambut dengan mengunjungi salah satu tempat yang cukup terkenal di jerman. Tiba-tiba Dennis menghampiri Hana yang sedang mengobrol dengan Julio dengan membawa setangkai mawar merah untuk Hana. Namun, Dennis terlihat kecewa saat Ia mendengar ucapan Julio.
          “Hana, terima kasih atas ciuman semalam! I Love You!” ledek Julio.
“ciuman? Kau berciuman dengan Julio? Apa kalian sedang berpacaran?” sahut Dennis seraya menjatuhkan bunga mawar yang ia bawa.
“T..Tidak kak! Kakak salah paham! Aku bisa jelaskan” balas Hana.
“hah..  aku kecewa padamu! Ternyata kau sama saja!’’ sahut Dennis.
“memangnya apa hak kakak untuk kecewa padaku? Kita tidak memiliki hubungan apapun! Kakak juga… tidak pernah membalas cintaku!’’ ucap Hana sambil memungut bunga mawar yang dijatuhkan Dennis.
“apa? Jadi selama ini kau menyukaiku?” balas Dennis.
“iya, tapi kakak malah jadian sama Inez! Dan sekarang kakak memakiku tanpa alasan yang jelas!” ucap Hana yang tak kuasa menitihkan air matanya & menaruh bunga mawar di tangan Dennis.
“Inez? Siapa bilang aku jadian sama Inez? Kita hanya berteman, tidak lebih! Yang aku suka hanya kamu! ucap Dennis yang tanpa sadar telah menyatakan cintanya dihadapan Hana.
“Tunggu sebentar,  jadi selama ini kakak nggak jadian sama Inez & kakak menyukaiku? Tidak, kakak pasti bercanda kan?” ucap Hana yang masih belum percaya.
Setelah mendengar ucapan Hana, tiba-tiba Dennis berjongkok dan memegang tangan Hana.
“baiklah, jika kamu belum percaya. Tataplah mataku dan dengarkan aku baik-baik!
Pertama kali dalam hidupku, aku merasakan hal yang sulit aku gambarkan. Hal yang bisa membuatku sedih, kecewa, dan bahagia dalam seketika. Aku tak tahu kapan hal itu bisa menghampiriku! Tapi yang pasti, aku dapat merasakan semua itu saat aku melihatmu, berbicara denganmu, dan berada di dekatmu. Seperti saat ini! Jika kamu merasakan apa yang aku rasakan, maukah kamu menerima bunga ini sebagai luapan perasaanku?” ucap Dennis.
Hana hanya mengangguk dan menerima bunga dari Dennis. Dennis yang melihat semua itu langsung berdiri & memeluk Hana dengan eratnya.

*EPILOG*
“pada akhirnya, inilah takdirku. Takdir yang sempat membuatku tidak percaya akan impian & cinta. Namun, pada akhirnya.. takdirlah yang membawaku hingga ke Jerman dan menyatukanku dengan seseorang yang aku cintai”.
THE END

My Destiny in Germany part 4


My Destiny in Germany part 4


          Hari keberangkatan ke Jerman telah tiba, semua sudah berkumpul di Airport. Semua terlihat bahagia, tapi tidak untuk Rere.
“Han, berarti sekarang gue sendiri dong? Hiks..hiks” ucap Rere yang tak kuasa menahan air matanya.
“hey, tenang aja kali re! lagian juga cuma sebentar. Eh, gue juga mau ucapin makasih karena loe udah ngembaliin semangat juang gue buat ngedapetin kak Dennis! Thanks ya re!!!” balas Hana sambil menghapus air mata Rere.
“jangan cuma thanks dong! Pokoknya, saat loe pulang nanti loe harus bawain oleh-oleh yang banyak buat gue!” sahut Rere.
“sip lah! O iya, kayaknya gue udah dipanggil. Gue duluan ya re!” ucap Hana yang memeluk Rere sebentar lalu menunggalkan Rere.
Di pesawat, Hana mendapat tempat duduk disamping Julio, sahabat Dennis. Sementara Dennis bersama Inez. Hal itu membuat Hana kesal. Apalagi ditambah dengan Inez yang semakin genit di dekat Dennis. Julio yang melihat tingkah aneh Hana menjadi bingung.
“Han, kamu sakit?” ucap Julio.
“ihh, nyesek banget rasanya!” sahut Hana yang terus mengintai Dennis dan Inez tanpa menghiraukan Julio.
“apa? Kamu lagi sesak nafas?”(gubrak) sahut Julio panik.
“haa? Sesak nafas? Maksud kakak siapa?”(makin gubrak) balas Hana.
“jadi dari tadi kamu gak dengerin aku? Kamu ngliatin apa sih Han?! Sampe nggak fokus gitu!” ucap Julio heran.
“ehm.. nggak kok, nggak liat apa-apa. Tuh, pilotnya ganteng!!!” balas Hana sambil memalingkan muka.
“haha.. aku tau, pasti Dennis ama Inez kan? Iya, mereka emang cocok!” balas Julio.
“Cocok dari mananya? Kak Dennis itu cocoknya cuma sama aku” ucap Hana lirih.
“ehem, aku mendengarnya!!!” (goda Julio)  “udah deh Han, dibuat santai aja!” balas Julio.
“uhh.. iya kak!” ucap Hana datar.
Tepat pukul 08.00 p.m waktu jerman. Pesawat yang ditumpangi Hana dan lainnya  sudah mendarat. Setelah mendarat, mereka menuju hotel yang tepat di jantung kota Berlin. Suasana dikota tersebut sangat ramai dan ditambah lagi dengan lampu-lampu yang berjejer di sekitar kota tersebut menambah keindahan dan kesan romantis.
Dari atas hotel, Hana tengah menikmati suasana kota berlin dengan ditemani secangkir cokelat panas. Tiba-tiba datanglah seseorang yang membuat Hana terkejut.
To Be Continued…

My Destiny in Germany part 3


My Destiny in Germany part 3


          Lonceng bel terakhir sudah dibunyikan, ini saatnya Rere menjalankan rencananya. Rere menemui Hana yang sedang menunggunya untuk pulang bersama.
“Hana, maaf ya! Hari ini kita gak bisa pulang bareng soalnya ban sepeda gue bocor!” ucap Rere bohong.
“yah, trus gue naik apa dong? Uang jajan gue kan udah abis!” balas Hana.
Tak disangka, Rere memanggil Dennis untuk mengantar Hana pulang & yang lebih mengejutkannya lagi, Dennis menerima ajakan itu.
          “rere, apa-apaan sih loh! Gue kan jadi nggak enak” ucap Hana.
“udah gpp.. lagian Loe kayak orang yang patah semangat gitu sih! Mana Hana yang dulu? Ayo semangat! Ini kesempatan Loe!” balas Rere.
          “thanks ya re!” sahut Hana yang mulai mendapatkan semangatnya lagi.
          Di perjalanan, Hana dan Dennis saling canggung. Akhirnya Dennis memberhentikan motornya. Hal itu membuat Hana bingung.
          “ada apa kak?” Tanya Hana
          “oh.. tidak apa-apa, ehm.. aku haus! Ayo kita beli minum dulu di cave itu!” ajak Dennis.
          “o..okey..!” jawab Hana deg-degan.
Sesampainya di cave pinggir jalan, rasa canggung masih menyelimuti mereka. Hingga akhirnya Dennis memegang tangan kanan Hana & berkata,
          “Hana, maaf!”
          “ma..maaf? tentang apa?” balas Hana.
          “maaf karena aku terlalu dingin padamu! Dan masalah yang tadi itu…” ucap Dennis.
Tangan kiri Hana juga ikut memegang tangan Dennis sembari berkata,
“iya kak, tanpa kakak minta maaf pun aku sudah memaafkan kakak!”
Dennis tersenyum & berkata, “benarkah?”
“tentu saja!” sahut Hana dengan senyum lebarnya.
Dennis memeluk Hana pada saat itu juga. Pelukan yang erat & hangat, itulah yang Hana rasakan saat ini. Namun karena malu oleh pembeli yang lain, Hana melepaskan pelukan tersebut dan berkata,
          “ehm, kakak tidak jadi memesan?”  Tanya Hana sambil menahan malu.
          “Oh iya, ehm.. aku sudah tidak haus! Ayo kita pulang!” jawab Dennis dengan gaya coolnya.
To Be Continued…

My Destiny in Germany part 2


My Destiny in Germany part 2


          Tak disangka, Hana mencium sepatu Dennis. Kejadian itu sontak membuat semua orang di kantin tertawa terbahak-bahak.
“oh tuhan, apalagi ini?” batin Hana
Hana lalu berdiri & meminta maaf kepada Dennis, tapi semua itu terasa sia-sia karena Dennis hanya diam dan cuek dengan permintaan maaf Hana. Dennis pergi meninggalkannya. Rasa malu terus terngiang di benak Hana. Namun, Dennis berbalik menemui Hana & berkata,
          “ehm, kamu udah tahu kalau kamu terpilih sebagai..”
Belum selesai berbicara, Hana sudah memotong percakapan tersebut.
          “iya, aku sudah tau” jawab Hana lesu
          “bagus kalau begitu. o iya, aku harap sepatuku tidak kotor oleh ulahmu!” sahut Dennis.
          “maaf..”
Lagi-lagi Dennis mengabaikan ucapan permintaan maaf dari Hana lalu pergi. Namun, tiba-tiba Inez datang & berkata,
“Hana..Hana, loe tuh bodoh banget sih! Udah tau kalo kak Dennis tuh nggak pernah peduli sama loe. Tapi loe tetep aja berharap ama dia! Asal loe tahu ya, gue udah jadian sama kak Dennis. Jadi stop kejar-kejar kak Dennis lagi!”
          Setelah mendengar pengakuan Inez, hati Hana hancur lebur. Hingga akhirnya ia tidak kuat berdiri lagi & Ia terjatuh. Air mata Hana terus mengalir dengan derasnya.
          Hari berganti hari, namun sejak kejadian itu Hana berubah. Ia kehilangan semangat & tak seceria dulu lagi. Rere yang melihat semua itu menjadi panik & bingung dengan apa yang harus ia perbuat untuk mengembalikan keceriaan Hana. Hingga akhirnya ia menemukan ide yang cemerlang.
To Be Continued..