Rafa dan Gaby dirawat di Rumah Sakit yang sama.
Setelah beberapa minggu mereka dirawat, mulai muncul tanda-tanda kehidupan di raut
wajah mereka.
Rafa terbangun dari rasa sakit yang Ia derita
dan pergi menghampiri kamar Gaby yang hanya berjarak 5 langkah dari kamarnya.
Entah disengaja atau tidak, kamar mereka memang berdampingan. Rafa membuka pintu
kamar Gaby dan melihat Farah dan Romeo yang sedang menyuapi bubur ke Gaby.
“Maaf, aku.. aku salah masuk kamar!”, ucap Rafa
gugup dan kembali menutup pintu kamar Gaby.
Gaby yang melihat hal itu menjadi bingung dan
sontak menginterogasi Farah dan Romeo,
“Eumh, kenapa Rafa bisa ada disini? Dan kenapa
Dia memakai baju yang sama denganku? Oh, apakah kalian menyembunyikan sesuatu dariku?”
“Malam itu, saat kamu dibawa ke Rumah Sakit. Rafa
mengetahui semua itu dan.. penyakitnya kambuh lagi. Tapi, kami nggak bermaksud
buat nyembunyiin semua ini! Kami cuma ingin agar kamu bisa melupakan kejadian
itu!”, jelas Farah.
“Berhenti! Aku nggak mau mendengarnya lagi!”,
ucap Gaby dan pergi meninggalkan Farah dan Romeo.
“Rom, kita harus mencegah Gaby dan Rafa untuk
bertemu!”, ucap Farah.
“Biarkan saja!”, balas Romeo.
“Maksud kamu?”, sahut Farah.
“Aku memang meminta kamu untuk membantuku
jadian ama Gaby, tapi aku nggak minta kamu untuk membuatku jadi orang yang
tidak Berperasaan”, ucap Romeo.
“Tapi bukannya kamu sangat...”,
ucapan Farah terhenti saat Romeo mencium kening
Farah sembari berkata,
“Cukup.. hentikan semua ini! Aku tahu jika saat
melakukan semua itu, hatimu sangat hancur. Aku tahu jika surat cinta ini
darimu, tapi aku malah bertindak egois!”, balas Romeo sembari tersenyum dan
menunjukkan Surat Cinta yang selalu Ia bawa disegala tempat.
“Jadi...”, reflek Farah.
“Jadi biarkan aku untuk membalas semua kebaikan
dan cinta yang telah kau berikan padaku!”, sahut Romeo sembari menarik tubuh
Farah agar masuk dalam pelukannya.
To Be
Continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar