BUKU CATATAN RONA
Rona
adalah orang yang pandai, ceria, dan sangat baik hati. Hati itu membuat dia
cukup popular di sekolah. Rona memiliki seorang sahabat yang selalu membuat ia
bahagia. Orang tersebut adalah Sitta. Namun, kegembiraan itu seakan sirna
seketika setelah ia didiagnosa mengidap Alzheimer.
Alzheimer
adalah penyakit menurunnya daya ingat seseorang. Pengidap Alzheimer biasanya akan melupakan segala hal yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Cepat atau lambat, pengidapp Alzheimer tidak akan mampu mengurus dirinya sendiri dan dapat
berakhir pada kematian.
Hal itu membuat Rona takut, takut
untuk mengungkapkan penyakit yang ia derita kepada orang-orang yang ia cintai.
Tapi semua itu sedikit berkurang setelah ia melampiaskan semua perasaannya pada
sebuah buku catatan yang disebut Buku Catatan Rona. Ia mencatat segala hal yang
ia alami, baik itu senang maupun sedih. Ia sadar bahwa semua kejadian yang ia
alami pada hari ini akan terlupa pada hari esok.
Keesokan harinya di sekolah, lonceng
bel sekolah pun berbunyi seolah menandakan bahwa sekolah telah usai. Rona
memiliki rencana untuk menyambut hari Ulang Tahun Sitta yang jatuh pada sabtu
besok. Rona menghampiri Sitta dan berkata,
“Sitta,
besok malam tunggu aku di alun-alun kota. Aku ingin memberi kejutan padamu!”
Keesokan
harinya, Sitta benar-benar datang ke alun-alun kota. Cuaca pada saat itu sangat
dingin. Namun, hal itu tidak menggoyahkan tekad Sitta untuk menunggu Rona. Dua
jam, tiga jam berlalu. Namun, Rona tak kunjung datang juga. Raut kekesalan
menyelimuti wajah Sitta. Ia sangat kecewa pada Rona.
Di sekolah, Sitta hanya diam ketika
Rona menyapa. Ia juga selalu menghindar jika Rona mendekatinya. Hal itu
menimbulkan pertanyaan yang besar pada diri Rona. Akhirnya Rona memberanikan
diri untuk mendekati Sitta dan bertanya,
“Sitta,
ada apa denganmu? Kenapa kamu selalu menghindar jika bertemu denganku? SMS dan
teleponku juga tak pernah kamu balas. Apakah kamu sedang ada masalah?” Tanya
Rona.
“Iya,
aku memang sedang ada masalah dengan sahabatku. Ia tega membiarkanku kedinginan
di alun-alun kota!” jawab Sitta.
Rona
semakin bingung dengan jawaban Sitta. Namun, akhirnya ia tersadar dan berkata,
“Astaga,
maaf Sitta! Aku lupa dengan janjiku sendiri!”
“Lupa? Apa semudah itu kamu melupakan janjimu itu! Apa kamu tahu
rasanya menunggu orang selama tiga jam di hawa yang sedingin itu? Aku menyesal telah mempercayaimu!!!” bentak Sitta lalu pergi meninggalkan Rona.
“Lupa? Apa semudah itu kamu melupakan janjimu itu! Apa kamu tahu
rasanya menunggu orang selama tiga jam di hawa yang sedingin itu? Aku menyesal telah mempercayaimu!!!” bentak Sitta lalu pergi meninggalkan Rona.
Hati
Rona berdetak tidak karuan, kepalanya terasa sangat pusing. Pandangannya pun
jadi kabur dan Bruukk! Rona jatuh
pingsan. Akhirnya ia dibawa ke rumah sakit.
Lima belas hari kemudian, Sitta
tidak melihat Rona sama sekali. Terlihat
jelas raut wajah Sitta yang sangat gelisah. Ia takut jika karena kejadian Sabtu
malam itulah yang membuat Rona menghilang beberapa hari ini.
Akan tetapi, terlihat seorang
perempuan berwajah pucat keluar dari ruang kepala sekolah. Sitta menghampiri
perempuan itu dan berkata,
“Hey, siapa kamu? Mengapa kamu bisa
berada disini?”
Perempuan
itu berbalik dan menatap Sitta. Sitta sangat terkejut karena perempuan itu
adalah Rona. Rona hanya bisa tersenyum simpul dan memberikan Buku
Catatannya. Ia lalu pergi meninnggalkan
Sitta. Sitta bingung dengan apa yang ia terima. Kemudian, ia membuka Buku
Catatan itu dan ia sangat terkejut.
Buku catatan itu berisi tentang
semua hal yang dialami Rona. Di buku itu juga dituliskan bahwa Rona tidak akan
melanjutkan sekolahnya lagi dan memilih menghabiskan waktunya untuk menjalani
terapi. Tak terasa, air mata Sitta sudah membasahi pipinya. Dia sangat menyesal
dengan apa yang telah ia perbuat dengan sahabatnya sendiri.
*****
Terkadang masa lalu yang pernah kita
alami sangatlah berharga, walaupun terkadang hal itu sangat menyakitkan dan
membuat kita bekerja keras untuk melupakannya. Akan tetapi, ingatlah bahwa
masih ada orang yang berjuang untuk mengingat masa lalunya meskipun ia tahu
bahwa ia tidak akan bisa mengingatnya lagi. Oleh sebab itu, ingatlah masa
lalumu selagi kamu masih bias untuk mengingatnya.
~
S E K I A N ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar